29 June, 2010

Kereta Komuter SuSi

Ketika pertama kali kereta api Komuter SuSi (Surabaya - Sidoarjo) diperkenalkan masyarakat sangat antusias. Pada saat itu (kurang lebih 3-4 tahun lalu) semua pintu Komuter berfungsi dengan baik, setiap stasiun berhenti pintu terbuka dan tertutup secara otomatis, ruang duduk juga nyaman dikarenakan kipas nyala.

Sekarang ditahun 2010 ini saya sering melihat SuSi terlihat tidak nyaman, tampak kumuh. Lihat saja Pintu otomatisnya tidak bekerja sehingga pintu tetap terbuka (ini sangat membahayakan penumpang), penumpangpun waktu pulang kerja (16.30) berjubel padahal pintu keluar masuk buka terus.

Pemerintah melihat ini seperti hal biasa, demikian juga PT KA, aneh... bagaimana bisa baik / untung kalau melayani masyarakat apa adanya ? Tingkat keselamatan masyarakat yang setiap hari menggantungkan pada Komuter ini sangat berbahaya. Lebih baik kereta api diswastakan saja, jangan mononoli seperti Service provider telepon selular. PErsaingan akan sehat dan ;ebih menguntungkan masyarakat.

23 June, 2010

LIburan Sekolah kemana ?

Perlu direnungkan oleh para orang tua agar pendidikan pada anak didik tidak hanya di sekolah saja, tapi juga pada saat liburan. BAgaimana caranya... mungkin bisa diikutkan outbound, atau diajak rekreasi kedaerah yang memiliki arti pendidikan, seperti Kebun Raya, Kebun Binatang dan lainnya.

Ya, pendidikan jangan terlalu menggantungkan pada pihak sekolah saja karena malah lebih banyak waktu di rumah, so perhatikan pendidikan mereka. Sulit juga kalau kedua orang tua pada sibuk bekerja. Solusi paling sederhana dititipkan ke rumah Kakek NEnek. Sambil melepas kangen + belajar hal-hal yang perlu diketahui yang mungkin kakek nenek tahu. Ingat jangan melihat dari mana keluarnya telur (dubur) tapi ambillah telur walau itu keluar dari dubur ayam...

NAh kalau tidak punya kakek / nenek, atau terlalu jauh rumahnya bagaimana ? bisa juga membuat acara bersama tetangga. bisa mengirit diongkos. Nonton Bioskop bersama. AJak anak refreshing... kasihan mereka....

08 June, 2010

Kasus Lumpur Lapindo Sidoarjo

Sebenarnya mau saya posting cerita ini beberapa hari yang lalu, berhubung baru bisa sekarang tidak apa-apa daripada terlambat. Bebera[a saat yang lalu saya melihat penayangan dialog di TV nasional antara Aburizal Bakrie dengan mahasiswa dan Masyarakat Umum. Pada mulanya yang dipertanyakan adalah seputar ketua Golkar, Ketua GAbuangan koalisi pemerintah. Ketika salah satu peserta menanyakan kasus lumpur lapindo Sidoarjo.

selanjutnya seluruh pertanyaan menjurus ke arah sana semua.Ada hal yang saya menganggap baru mengetahui sekarang ini yaitu ketika Aburizal Bakrie menjawab kenapa dia harus membayar ganti rugi / membeli tanah dan rumah di area terdampak. Beliau menjawab kalau berdasarkan hukum sebenarnya dia tidak memiliki kewajiban untuk membeli/ mengganti rugi karena sudah diputuskan bahwa Lapindo tak bersalah, alasannya adalah karena Ibu Aburisal Bakrie menginginkan anaknya mengganti semua. Pemerintah sang Ibunda inilah yang dipegang oleh Aburizal Bakrie sehingga harus membeli/ ganti rugi tanah dengan total kurang 7 Trilyun. Uang itu berasal dari penjualan Saham Bumi Resource dan beberapa saham yang dimiliki Aburizal BAkrie.

Kalau melihat dari sisi Aburizal Bakrie saya merasa dia sangat bertanggung JAwab akan amanat Ibunda, berkat dia banyak warga sidoarjo memiliki rumah baru, bahkan bisa pergi haji. Masih ada sekitar 2% yang meminta ganti rugi secara keseluruhan tapi masih terus dinegoisasikan. Lapindo merupakan perusahaan kecil bagi Aburizal Bakrie, tapi ketaatan pada Orang tua menjadikan berkah tersendiri bagi dia dan keluarganya.

Saya bukan membela pihak manapun karena pada akhirnya semua sekarang sudah diuntungkan walau ada pihak-pihak tertentu yang ingin mengacaukan suasana. Lihatlah dari kedua sisi, jangan hanya melihat dari omongan orang. KArena belakangan ini terdengar isu yang merebak bahwa yang keluar bukan lumpur melainkan minyak... kasihan masyarakat selalu mudah terpancing oleh isu-isu semacam itu.