Pendidikan sangat tergantung dari para guru, Siapapun guru pastilah dia dianggap memiliki aklak yang baik dibanding pekerja yang lain. Pekerjaan dianggap mulia di masyarakat walau masih dipandang sebelah mata masalah penghasilan yang dihasilkan.
Sayangnya opini masyarakat bahwa guru pasti orang yang baik sudah terlanjur masuk dibenak mereka, sehingga masyarakat kadang lupa bahwa guru juga manusia. Kesalahan pasti akan juga menjadi hal yang biasa. Di negara kita ini, guru masih belum dihargai selayaknya di mata masyarakat. Penghargaan dimata masyarakat hanya sebatas bahwa guru pastilah orang pintar sehingga sangat diperlukan dalam kemasyarakatan. Lihat saja ketika rapat setingkat RT, RW maupun kelurahan. Guru akan mendapatkan jabatan disetiap pekerjaan luar.
Tapi jangan tanya penghasilan guru sebesar apa... bagi guru di sekolah swasta favorit ataupun yang sudah PNS mungkin ok lah... setidaknya mereka pasti diatas UMR. Sedangkan yang masih baru, honore, GTT maupun sekolah dengan dana minim apa bisa mendapatkan gaji selayaknya yang seperti dituntut para buruh / UMR.... padahal tugas guru lebih berat... semoga negara ini semakin lebih menghargai guru agar pendidikan lebih maju kelak.
22 May, 2010
14 May, 2010
PERPUSTAKAAN
Di jaman yang sudah serba online ini ada baiknya kita menengok sesuatu yang sangat berharga dikala dulu belum semaju sekarang ini. Perpustakaan... dimana kita bisa membaca buku, menambah ilmu. Ya... tadi pagi setelah sekian lama merencanakan akhirnya saya mendatangi perpustakaan kabupaten. Sebenarnya bayangan saya seperti 10 tahun yang lalu... bukunya kumel dan lama... jarang ada yang baru ternyata berbeda.
Buku baru juga sudah menghiasi rak di perpustakaan, dengan berbagai model buku yang sangat banyak lumayan kalau dibuat referensi. Walau kalau dipikir masih kalah sama Gramedia basuki rahmat SUrabaya (yang banyak dan semua baru dan tidak boleh dibaca dan dipinjam .. pan harus beli..)
Seneng sih beberapa buku yang saya inginkan ada disini (lumayan bisa menghemat anggaran beli buku hheheheh). MAu pinjam... !?! nanti dulu... harus daftar jadi anggota syaratnya : Fotocopy KTP, foto 3X4 2 lembar, Fotokopy KK, isi form yang harus ada setempel RT... ribet juga... TApi ini demi keamanan buku yang dipinjam (biasa banyak yang pinjam nggak dikembalikan sih..) besok ngurus biar bisa segera pinjam. SIP
Buku baru juga sudah menghiasi rak di perpustakaan, dengan berbagai model buku yang sangat banyak lumayan kalau dibuat referensi. Walau kalau dipikir masih kalah sama Gramedia basuki rahmat SUrabaya (yang banyak dan semua baru dan tidak boleh dibaca dan dipinjam .. pan harus beli..)
Seneng sih beberapa buku yang saya inginkan ada disini (lumayan bisa menghemat anggaran beli buku hheheheh). MAu pinjam... !?! nanti dulu... harus daftar jadi anggota syaratnya : Fotocopy KTP, foto 3X4 2 lembar, Fotokopy KK, isi form yang harus ada setempel RT... ribet juga... TApi ini demi keamanan buku yang dipinjam (biasa banyak yang pinjam nggak dikembalikan sih..) besok ngurus biar bisa segera pinjam. SIP
07 May, 2010
Dosen Indonesia Makin Laris Di Malaysia
Kuala Lumpur (ANTARA News) - Jumlah dosen Indonesia di Malaysia kecenderungannya makin meningkat seiring dengan makin bertambahnya jumlah universitas dan fakultas yang dibuka di beberapa negara bagian di negeri jiran ini.
"Ya memang jumlah dosen Indonesia makin laris di Malaysia karena industri pendidikan semakin berkembang dan bertambah, baik jumlah institusi pendidikan maupun fakultasnya," kata Dr Riza Muhida, ketua ILRAM (Indonesian Lecturer and Researcher Association in Malaysia), di Kuala Lumpur, Jumat sore.
Sementara tidak semua universitas di Malaysia menggunakan bahasa Inggris sebagai pengantar. Hanya beberapa universitas di Kuala Lumpur menggunakan bahasa Inggris sebagai pengantar. Banyak universitas gunakan bahasa Melayu jadi banyak peluang bagi dosen Indonesia, kata Dr Rida yang mengajar di Fakultas Teknik Universitas Islam Internasional Malaysia.
Dubes RI untuk Malaysia Da`i Bachtiar bertemu, berdialog dengan para dosen dan peneliti Indonesia sekaligus mendukung terbentuknya ILRAM. Ada sekitar 100 dosen dan peneliti Indonesia dari berbagai universitas di Malaysia berkumpul di KBRI.
"Contohnya di kampus saya, tahun 2007 ada 30 dosen Indonesia dan kini sudah ada 40 dosen Indonesia. Setiap tahun ada tiga atau empat dosen Indonesia baru masuk di Universitas Islam Internasional Malaysia," kata dia.
ILRAM sendiri kini telah memiliki 80 anggota yang terdiri dari dosen dan peneliti warga Indonesia. Diperkirakan jumlah anggotanya akan bertambah menjadi 300 orang dari total sekitar 500 warga Indonesia yang menjadi dosen dan peneliti di Malaysia," katanya.
"Hari Kamis (6/5) warga Indonesia Dr Seca Gandaseca terpilih menjadi dosen terbaik di UPM (Universitas Putra Malaysia). Sultan Selangor langsung memberikan penghargaan kepada beliau. Sayang karena bukan warga Malaysia, dia tidak dikirim untuk bersaing menjadi dosen terbaik antar universitas se Malaysia mewakili kampusnya," kata Rida.
Di Universitas Islam Internasional Malaysia belum lama ini juga memilih dosen Indonesia DR Irwandi Jaswir sebagai peneliti terbaik tahun 2009, mengalahkan dosen Malaysia dan mancanegara di kampusnya. Bahkan mendapatkan award sebagai saintis muda se Asia Pasifik mewakili kampusnya dan Malaysia.
Dubes Da`i Bachtiar mengatakan, sumbangsih warga Indonesia kepada tanah airnya tidak harus berada di dalam negeri. Dari luar negeri pun warga Indonesia bisa tetap menyumbangkan perannya untuk kemajuan bangsa dan negara. "Anda semua menjadi dosen , peneliti sekaligus duta bangsa dan rakyat Indonesia," pesan mantan Kapolri itu. (*)
(T.A029/J006/R009)dikutip dari antaranews
"Ya memang jumlah dosen Indonesia makin laris di Malaysia karena industri pendidikan semakin berkembang dan bertambah, baik jumlah institusi pendidikan maupun fakultasnya," kata Dr Riza Muhida, ketua ILRAM (Indonesian Lecturer and Researcher Association in Malaysia), di Kuala Lumpur, Jumat sore.
Sementara tidak semua universitas di Malaysia menggunakan bahasa Inggris sebagai pengantar. Hanya beberapa universitas di Kuala Lumpur menggunakan bahasa Inggris sebagai pengantar. Banyak universitas gunakan bahasa Melayu jadi banyak peluang bagi dosen Indonesia, kata Dr Rida yang mengajar di Fakultas Teknik Universitas Islam Internasional Malaysia.
Dubes RI untuk Malaysia Da`i Bachtiar bertemu, berdialog dengan para dosen dan peneliti Indonesia sekaligus mendukung terbentuknya ILRAM. Ada sekitar 100 dosen dan peneliti Indonesia dari berbagai universitas di Malaysia berkumpul di KBRI.
"Contohnya di kampus saya, tahun 2007 ada 30 dosen Indonesia dan kini sudah ada 40 dosen Indonesia. Setiap tahun ada tiga atau empat dosen Indonesia baru masuk di Universitas Islam Internasional Malaysia," kata dia.
ILRAM sendiri kini telah memiliki 80 anggota yang terdiri dari dosen dan peneliti warga Indonesia. Diperkirakan jumlah anggotanya akan bertambah menjadi 300 orang dari total sekitar 500 warga Indonesia yang menjadi dosen dan peneliti di Malaysia," katanya.
"Hari Kamis (6/5) warga Indonesia Dr Seca Gandaseca terpilih menjadi dosen terbaik di UPM (Universitas Putra Malaysia). Sultan Selangor langsung memberikan penghargaan kepada beliau. Sayang karena bukan warga Malaysia, dia tidak dikirim untuk bersaing menjadi dosen terbaik antar universitas se Malaysia mewakili kampusnya," kata Rida.
Di Universitas Islam Internasional Malaysia belum lama ini juga memilih dosen Indonesia DR Irwandi Jaswir sebagai peneliti terbaik tahun 2009, mengalahkan dosen Malaysia dan mancanegara di kampusnya. Bahkan mendapatkan award sebagai saintis muda se Asia Pasifik mewakili kampusnya dan Malaysia.
Dubes Da`i Bachtiar mengatakan, sumbangsih warga Indonesia kepada tanah airnya tidak harus berada di dalam negeri. Dari luar negeri pun warga Indonesia bisa tetap menyumbangkan perannya untuk kemajuan bangsa dan negara. "Anda semua menjadi dosen , peneliti sekaligus duta bangsa dan rakyat Indonesia," pesan mantan Kapolri itu. (*)
(T.A029/J006/R009)dikutip dari antaranews
02 May, 2010
2 MEI - HARI PENDIDIKAN NASIONAL
Blog ini adalah Blog Pendidikan, tujuan membuat blog ini adalah memberikan Pendidikan kepada seluruh negeri ini (bagi yang baca :) agar berambah pengetahuannya dalam segala bidang dan langsung aplikasi pada kehidupan keseharian.
Hari Pendidikan diperingati oleh bangasa ini untuk mengingatkan bangsa ini akan pentingnya Pendidikan, masa depan bangsa ini juga ditentukan oleh Pendidikan. Pemerintah sampai menganggarkan 20% dari total APBN untuk membiayai Pendidikan ini.
Saya sebenarnya masih sangat ragu tentang BOS, pemberian dana dari pemerintah ke sekolah dasar dan menengah yang sekarang didengung-dengungkan yaitu Biaya Operasional Sekolah. Pemakaian di sekolah saya lihat tidak begitu wajar, bisa dilihat dari cara mengelola BOS. Semoga semua sadar BAhwa pendidiakn MAsa depan bangsa ini dipengaruhi oleh pendidikan
Hari Pendidikan diperingati oleh bangasa ini untuk mengingatkan bangsa ini akan pentingnya Pendidikan, masa depan bangsa ini juga ditentukan oleh Pendidikan. Pemerintah sampai menganggarkan 20% dari total APBN untuk membiayai Pendidikan ini.
Saya sebenarnya masih sangat ragu tentang BOS, pemberian dana dari pemerintah ke sekolah dasar dan menengah yang sekarang didengung-dengungkan yaitu Biaya Operasional Sekolah. Pemakaian di sekolah saya lihat tidak begitu wajar, bisa dilihat dari cara mengelola BOS. Semoga semua sadar BAhwa pendidiakn MAsa depan bangsa ini dipengaruhi oleh pendidikan
01 May, 2010
Kelulusan SMA
Beberapa hari yang lalu adik-adik kita di SMA/ setara yang kelas tiga telah mendapat pengumuman kelulusan. SUngguh mengagetkan, presentase secara nasional ternyata tingkat kelulusan kembali menurun. BAnyak sekali komentar bermunculan disana-sini, tapi yang pasti adalah ada ujian ulang jadi nggak langsung ikut ujian paket (kelihatannya lebih terhormat kelulusannya hehehh..)
Dan kabar yang paling mencengangkan lagi adalah di JAkarta yang notabenenya Ibu Kota Negara ini ada 7 sekolah yang 0% kelulusannya hebat benar..... Kota yang besar dan anggaran pendidikan pastinya juga besar begitu hebat .... saya tak mau mengomentari hal ini, yang pasti satu pendidikan disana pastilah tidak berjalan apa adanya sesuai kurikulum. Wajar menjadi sorotan, bagaimana untuk daerah lainnya ?
Ada satu yang sampai sekarang saya masih percaya akan hal ini "Sekolah Unggul / favorit pasti menerima siswa unggul juga (pilihan, input baik) wajar nanti lulusannya pasti baik/ unggul. Sedangkan input jelek (buangan) kalau output bisa bagus wow luar biasa, Gurunya pasti pintar karena bisa mendidik siswa minim menjadi maximal. Lebih sulit mengajar siswa yang dibawah rata-rata daripada yang sudah diatas rata-rata."
Dan kabar yang paling mencengangkan lagi adalah di JAkarta yang notabenenya Ibu Kota Negara ini ada 7 sekolah yang 0% kelulusannya hebat benar..... Kota yang besar dan anggaran pendidikan pastinya juga besar begitu hebat .... saya tak mau mengomentari hal ini, yang pasti satu pendidikan disana pastilah tidak berjalan apa adanya sesuai kurikulum. Wajar menjadi sorotan, bagaimana untuk daerah lainnya ?
Ada satu yang sampai sekarang saya masih percaya akan hal ini "Sekolah Unggul / favorit pasti menerima siswa unggul juga (pilihan, input baik) wajar nanti lulusannya pasti baik/ unggul. Sedangkan input jelek (buangan) kalau output bisa bagus wow luar biasa, Gurunya pasti pintar karena bisa mendidik siswa minim menjadi maximal. Lebih sulit mengajar siswa yang dibawah rata-rata daripada yang sudah diatas rata-rata."
Subscribe to:
Posts (Atom)