26 August, 2010

Puasa Adalah Mendidik

Puasa ramadhan :

Suatu pelatihan (training) untuk melawan hawa nafsu yang diawasi oleh Allah SWT
dengan tujuan menjadi orang yang bertaqwa

Manfaat puasa untuk Bio (fisik) :
Makan diatur
Organ tubuh istirahat, bekerja pada waktunya
Keluhan penyakit akan berkurang
Dengan sholat badan sehat

Manfaat Spiritual :
Makin dekat dengan Allah SWT (dzikir, istighfar, dll)
Lebih profesional kepada Allah SWT
Lebih Qonaah, istiqomah
Lebih sabar, ikhlas
Kegiatan Akherat lebih banyak


Manfaat untuk Social :
Buka bersama (Ta’jil)
Banyak sedekah, zakat
Sholat berjamaah ( tarawih)
Silaturahim

Manfaat Kultural :
Tidak deskriminatif
Muslim beriman
Rasa kebersamaan

Manfaat untuk Psikis :
Tidak boleh marah (sabar)
Tidak mengeluh
Daya tahan tubuh meningkat
Hati tenang

MAcam-macam PEnyakit
Hati : Iri, dengki, sombong dll
Fisik : Jantung, Stroke,Kanker,DM dll
Psikis : Cemas, gelisah, “ Stress “ dll
Sosial : “ Medit “ dll
Spiritual : “ Muall ......dll

PENYEMBUHAN PENYAKIT :

HATI : dengan Dzikir & Membaca Alqur’an
PIKIRAN : dengan Sholat Tahajjud
FISIK : dengan Berpuasa , Sholat
AKHLAK : dengan Beramal sholeh yang ikhlas
VITAMINNYA : dengan membaca Sholawat
REZEKI : dengan memperbanyak sedekah

15 August, 2010

Indonesia Tidak Pernah Dijajah 350 Tahun

Sejarahwan Universitas Negeri Medan, Ichwan Azhari, mengatakan tidaklah benar bahwa Indonesia pernah dijajah Belanda selama 350 tahun. Karena jika angka tersebut dianggap sebagai suatu kebenaran, maka awal mula penjajahan di Indonesia adalah tahun 1592.
"Padahal, bangsa Belanda pada tahun 1592 itu belum tiba di Indonesia. Belanda sendiri tiba di Indonesia, yakni di Banten, pada tahun 1552 di bawah pimpinan Cornelius De Houtman untuk menjajaki potensi perdagangan di Indonesia," katanya di Medan, Sabtu.
Oleh karena itu, kata dia, yang benar adalah bahwa Belanda memerlukan waktu selama lebih kurang 300 tahun untuk menaklukkan Indonesia.
Hal ini ditandai oleh maraknya penentangan pemerintahan di sejumlah daerah untuk menolak intervensi Belanda seperti Raja Tallo, Iskandar Muda, dan Sultan Agung yang semuanya muncul dari beberapa wilayah di Indonesia.
Ia mengatakan, masa penjajahan di Indonesia tidak bisa digeneralisasikan untuk semua kawasan di Indonesia karena setiap daerah memiliki masa waktu berbeda untuk dijajah oleh bangsa asing.
Oleh karena itu, dalam pembelajaran sejarah di sekolah-sekolah, mutlak dilakukan reformasi pembelajaran sejarah.
Sementara itu, staf peneliti Pusat Studi Sejarah dan Ilmu-ilmu Sosial Universitas negeri Medan (Unimed), Erond Damanik, merujuk pada pendapat GJ Resink Tahun 1987 dalam bukunya Raja dan Kerajaan Yang Merdeka Di Indonesia Tahun 1850-1910. Disebutkan bahwa dalam kurun waktu tahun 1850 hingga 1910, masih banyak daerah di Indonesia yang masih merdeka atau belum diduduki oleh Kolonial Belanda.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa masa Indonesia dijajah Belanda tidak benar selama 350 tahun, karena hingga tahun 1907 masih banyak wilayah yang bebas dari pengaruh Belanda.
Misalnya, di Sumatera Utara ada perang Sisingamangaraja (1887-1907), Kiras Bangun (1901-1905), Rondahaim (1870-1889), maupun Datuk Sunggal masih mengobarkan perang terhadap Belanda termasuk wilayah Aceh.
"Justru yang benar adalah sebaliknya, yakni Belanda membutuhkan waktu sekitar 300 tahun untuk menaklukkan seluruh wilayah di Indonesia. Jadi, mari sama-sama kita luruskan perjalanan bangsa ini. Kita tidak pernah dijajah selama 350 tahun, tapi justru yang terjadi adalah Belanda memerlukan waktu selama 300 tahun untuk menaklukkan kita," katanya.

dikutip dari
MEDAN, KOMPAS.com

14 August, 2010

Tabung, Selang, Regulator dan Kompor Gas Elpiji

Ketika menerima gratis satu set peralatan dari Pemerintah Tabung, Selang, Regulator dan Kompor Gas Elpiji kami semua rakyat indonesia sangat senang. Dengan iklan yang dikeluarkan pemerintah bahwa elpiji lebih hemat bersih dan aman kami semua merasa diuntungkan, tapi itu terjadi 3 tahun lalu.

Sekarang semua berubah menjadi rasa takut, setiap hari terjadi ledakan tabung gas elpiji dkarenakan banyak hal. BAhkan karena sindrome ini kami yang notabene keluarga berpendidikan (Kakaek guru, BApak GUru, saya juga guru heheheh) juga merasa khawatir. Kejadian ini sudah 1 bulan yang lalu dimana tabung gas elpiji dirumah mendesis (bersuara) + bau elpiji. Sesuai petunjuk di MEdia kami taruh kaos basah diatas tabung dan kami tidak menyalakan api alias tak memasak.

Setelah kami selidiki ternyata regulator bermasalah, ya akhirnya beli regulator seharga Rp 65.000,- (yang katanya lumayan baik ada juga sih yang 35 ribu cuman cepet rusak). PAdahal satu tahun yang lalu saya sudah mengganti selang + Kompor + Regulator kok ya masih cepet rusak ya... untung tabungnya ditukar terus kalau habis.

Sekedar masukan saja buat Pemerintah, kelihatannya Tabung, Selang, Regulator dan Kompor Gas Elpiji memang harus diganti lagi karena usia pakai mereka sudah aus. JAngan dibiarkan saja, lihat pasti ada yang bocor terus. HArusnya ini sudah diketahui pemerintah karena peralatan tidak mungkin awet selamanya ada kadaluarsa.

BAgi yang berpenghasilan oke sih nggak masalah kalo yang berpenghasilan pas apalagi kurang ? pakai yang ada dan blarrrr..... kok hal kayak begini pemerintah nggak ngerti ya... apa ngerti tapi dibiarkan, apa masyarakat disuruh beli sendiri ? KAlau pakai kompor minyak kalau rusak tinggal ganti sumbu, bocor bisa ditembel sendiri.


GIMANA PEMERINTAH... DENGARKAN DONK...

04 August, 2010

JANGAN MEMAKSA SISWA UNTUK BELI BUKU !

Sebenarnya kejadian ini sudah beberapa hari yang lalu, tapi sangat pantas kalau saya angkat cerita ini di blog pendidikan ini. Keponakan saya yang tinggal di sebuah kota kecil mengalami masalah dengan sekolah. Dia sebenarnya tidak diwajibkan untuk membeli buku pelajaran tapi guru hanya menyarankan. Karena tidak wajib beli disekolah maka Ibunya (kakak saya) mencari informasi untuk beli buku tersebut, setelah mendapt informasi ternyata harga buku yang dijual di sekolah lebih tinggi dari yang dibeli di toko.

Biasa, ibu-ibu .. kalau tahu murah pasti dibeli, nah ternyata ketika disekolah keponakan saya namanya juga anaka polos ketika ditanya ya jawab sudah beli dan harganya lebih murah, eee kok malah dimarahi (mungkin guru sedikit tersinggung). Pulang sekolah keponakan nangis ketika dijemput ibunya dan bilang Ibu dipanggil kepala sekolah. DEngan pikiran yang emosi juga Ibu menemui kepala sekolah. Sayang disini kepala sekolah kelihatannya juga lagi emosi. Karena takut ada keributan kepala sekolah memanggil beberapa guru (cari temen gitu) agar bisa menyidang kakak saya.

Sebenarnya tidak ada masalah, cuman banyak sekali kata-kata yang keluar dari Kepala sekolah ini yang menyakitkan kakak saya. Ketika pulang dia langsung lapor suami. BEli buku tidak wajib, apalagi memaksa, itu kesimpulan nya. secara tidak langsung hal ini membuat suami kakak saya bertanya ke sana kemari. Bahkan tanya ke saya juga (heheheh) saya langsung memberikan masukkan bahwa lebih baik kepala sekolah didatangi saja dulu, lalu jelaskan permasalahannya, Apakah nantinya kepala sekolah mau minta maap ? kalau tidak lebih baik minta anaknya pindah dari sekolah situ karena ini termasuk intimidasi, dan kepala sekolah sudah tidak rasional lagi.

Alhamdulillaah semuaberjalan baik bahkan kepala sekolah mengakui kesalahannya ketika suami kaka saya menjelaskan permasalahannya. Inilah sekilas kejadian yang mungkin juga terjadi disekolah lainnya, bagi mereka yang tidak mengerti bisa saja dibuat mainan oleh pihak sekolah. Intinya adalah jangan memaksa siswa untuk beli buku karena sekarang ini ada BSE, lalu ada dana BOS, BOPDA dan lainnya.