16 January, 2013

Guru Digembleng 52 Jam Pelajaran

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan telah menyiapkan strategi diklat guru menjelang pelaksanaan kurikulum baru 2013. Diklat tersebut akan melalui beberapa proses dengan lama diklat maksimal 52 jam pelajaran. Wakil Mendikbud, Musliar Kasim mengatakan, ada beberapa proses dalam diklat guru sebelum pelaksanaan kurikulum 2013. Di antaranya menyiapkan nara sumber nasional, instruktur nasional, guru inti (master teacher) dan guru kelas serta guru mata pelajaran sebagai sasaran diklat. “Pertama pemerintah akan menyiapkan nara sumber nasional mulai dari Pak Wapres, DPR, Menko Kesra, Mendikbud, Motivator, Tim pengembangan kurikulum hingga pakar perguruan tinggi. Nara sumber nasional ini akan berperan sebagai tim pengarah,” kata Musliar di Komisi X DPR, Jakarta, Selasa (15/1).

Proses berikutnya menyiapkan 2.529 orang instruktur nasional untuk tingkat SD, SMP, SMA dan SMK. Instruktur nasional ini terdiri dari dosen, guru kelas dan agama berprestasi nasional, kepala sekolah berprestasi nasional, pengawas, dan widyaiswara. Untuk guru kelas akan didiklat selama 52 jam pelajaran dan guru agama 31 jam.

Instruktur nasional ini merupakan tenaga untuk melatih Guru Inti (master teacher) yang jumlah keseluruhan dari SD-SMK sebanyak 34.454 orang guru. Master teacher ini berasal dari guru berprestasi provinsi, kepsek berprestasi, widyaiswara dan LPMP (Lembaga Pengembangan Mutu Pendidikan).

08 January, 2013

Kurikulum "Berpikir" 2013

Oleh Rhenald Kasali

Di banyak negara, saya sering menyaksikan siswa sekolah atau mahasiswa yang aktif berdiskusi dengan guru atau dosennya. Persis seperti yang dulu sering kita lihat dalam iklan margarin pada tahun 1980-an, atau gairah siswa Wellesley College yang kita lihat dalam film Monalisa Smile.

Sewaktu mengajar di University of Illinois, saya kerap berhadapan dengan anak-anak seperti itu. Karena materi yang harus diajarkan begitu banyak, saya menjawab seperti kebiasaan guru di sini. ”Sebentar ya. Biar saya selesaikan dulu.” Namun, anak-anak itu tetap tak mau menurunkan tangannya sebelum dilayani berdiskusi.

Belakangan saya diberi tahu bahwa pendidik yang baik harus cekatan melayani diskusi, bukan meringkas isi buku. Seorang guru besar senior mengingatkan, ”Kami bersusah payah mengubah satu generasi, dari TK hingga SLTA, mengubah kebiasaan siswa yang malas berpikir menjadi aktif mengeksplorasi dengan lebih percaya diri.”

Mengapa tradisi seperti itu tidak terjadi di sini? Bahkan di perguruan tinggi semakin banyak dosen mengeluh bahwa anakanak sekarang tidak gemar membaca sehingga tidak bisa diajak berdiskusi.

Dihafal, bukan dipikir

01 January, 2013

TAHUN BARU KURIKULUM BARU

Pendidikan merupakan salah satu tonggak negara dikatakan maju, dengan pendidikan yang bagus dan tepat buat masyarakat hasilnya juga akan membuat segala aspek menjadi lebih baik. Itu pulalah yang di idamdakan pendiri republik ini sehingga ketika mengalokasikan anggaran pendidikan minimal 20% APBN.

Sayang posisi sekarang ini kita semua belum tahu apakah dalam perjalanan nanti kebijakan yang diterapkan Pemerintah juga berakibat baik bagi pendidikan kita. Yang paling ngeternd dikalangan pada pendidik adalah Sertifikasi Guru. Yap selain dianggap profesional bayaran pun juga profesional.... hehehehe dapat tunjangan

Tapi kok nggak ada lembaga survey bagaimana peningkatan pendidikan di Indonesia ini selama diterapkan sertifikasi guru... bertambah baik apa tambah lainnya.... yang paling benar adalah tambah konsumtif.... karena para guru ya pasti nggak ada yang memiliki jiwa entrepeneur...

Apalagi tahun 2013 ini akan ada kurikulum baru yang akan lebih baik katanya pak menteri (sekarang sudah selesai uji publik kurikulum 2013 tinggal mengumumkan perbaikan/ terus dijalankan... proyek...) .. yah ... yuk kita lihat dan kalau melenceng mari kita kritisi... pendidikan oooohhh pendidikan