16 November, 2012

MENDIDIK SATU JUTA SANTRI MENJADI PENGUSAHA

Sebuah cita-cita mulia dan hasilnya sangat diharapkan bangsa ini... MENDIDIK SATU JUTA SANTRI MENJADI PENGUSAHA. Berdasarkan data Biro Pusar Statistik (BPS) jumlah angkatan kerja di Indonesia mencapai 120,4 juta orang. Tingkat penganggurannya mencapai 6,32 persen atau sekitar 7,2 juta orang. Melihat itu salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia Nahdlatul Ulama (NU) ingin memiliki kontribusi untuk menekan angka pengangguran dengan mencetak satu juta pengusaha.

Ketua Dewan Pembina Himpunan Pengusaha Santri Indonesia (Hipsi), lembaga di bawah organisasi NU, Aunur Rofiq berkata jumlah anggota NU sekitar 40 persen dari penduduk di Indonesia. NU menaungi sekitar 21.358 pondok pesantren yang tersebar di Indonesia.

"Santri dalam pondok itu merupakan asset bangsa, untuk itu kami akan menggiatkan pelatihan untuk menjadikannya sebagai pengusaha," terangnya saat ditemui di acara Deklarasi Pengurus Hipsi Jawa Timur di Surabaya, Selasa (13/11).

Sejak Februari lalu, pihaknya telah mempersiapkan anang-ancang untuk melaksanakan target 1 juta pengusaha itu. Misalkan saja dengan membangun sebuah training center yang ada di kaki Gunung Bromo. Di sana santri-santri diasah bakat-bakat kewirausahaannya.

13 November, 2012

Pelajar Pertaruhkan Nyawa Hanya Untuk Sekolah

Ketika baca berita ini ... sakit dada rasanya... kasihan Puluhan pelajar dari tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah atas yang tinggal di Jorong Lambung Bukik, Nagari Koto Nan Tigo Utara Surantih, Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, terpaksa menyeberangi sungai setiap hari.

Hal itu mereka lakukan karena ketiadaan infrastruktur jembatan sebagai sarana untuk menyeberang secara aman dan cepat. Sementara lebar Batang (Sungai) Surantih mencapai lebih dari 20 meter dengan arus yang relatif deras meskipun kedalaman sungai rata- rata 50 sentimeter jika tidak terjadi banjir.

Jika hujan deras dan permukaan Batang Surantih meninggi, para pelajar itu terpaksa membatalkan keinginan untuk bersekolah. Sebaliknya, jika saat pulang sekolah air sungai itu meninggi, para pelajar terpaksa menunggu di Nagari Kayu Gadang yang berada di seberang Jorong Lambung Bukik dan terpisah oleh aliran deras Batang Surantih.

Bupati Pesisir Selatan Nasrul Abit, yang dikonfirmasi Kompas, Senin (12/11), mengakui bahwa pihaknya belum mengetahui di mana lokasi Jorong berada. ”(Dinas) Pekerjaan Umum nanti akan saya suruh lihat. Jika memungkinkan, akan kita mulai pembangunan jembatan pada tahun 2013,” katanya.

Kondisi serupa terjadi di Sungai Cipatujah di Kampung Dukuh Handap, Desa Batuhideung, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang, Banten. Setiap hari anak-anak menyeberangi sungai yang lebarnya mencapai 32 meter. (dikutip dari kompas.com)