Berita mencuat hebat... Ponari bocah cilik kelas tiga SD menjadi terkenal setelah dia tersambar petir dan mendapatkan bau yang diyakini bisa menyebuhkan segala penyakit. Sampai saya menulis PONARI masih tetap ditunggu kedatangannya oleh para pasien yang hendak berobat. TApi apakh memang benar ada yang sembuh ketika diobati ? padahal 4 nyawa sudah melayang ketika mereka antri untuk mendapat pengobatan Ponari.
Fenomena ini sangat menarik sekali, dimana secara otomatis bisa kita lihat bagaimana kondisi bangsa ini. Ribuan orang antri untuk berobat ke Ponari.. mencari pengobatan alternatif. MAsyarakat kita masih sangat percaya akan penyembuhan alternatif daripada penyembuhan medical/ dengan pengobatan / Dokter. Ya karena sekarang ini banyak sekali muncul penyakit-penyakit yang kalau dibilang mahal sekali biaya pengobatannya. Kita tidak tahu kenapa untuk sembuh saja harus berobat ke negara tetangga seperti singapura (bagi yang berduit). Bagi yang nggak punya uang ya pasti berdoa, selain berusaha menyembuhkan diri dengan pengobatan alternatif.
Ponari telah membuktikan betapa bangsa ini telah rapuh, kesehatan tak begitu berjalan dengan baik. Kemiskinan masih merajalela. Dimanakah pemimpin yang adil ? bagaimana nasib bangsa ini ke depan ?
16 February, 2009
11 February, 2009
KTSP ganti lagi
Apa kurikulum harus berganti setiap ada pergantian Pemerintahan...? Saya mengalami Beberapa kali pergantian kurikulum diantaranya .... CBSA, KBK dan sekarang KTSP. Rencananya KTSP mau lebih diperbaiki lagi...
Perasaan kurikulum sekarang ini sudah mulai masuk ke akar permasalahan pendidikan kita yaitu pada KTSP ini boleh mengembangkan Kopetensi Dasar sesuai kondisi sekolah. Walau pakai kurikulum secanggih apapun tapi kalau posisi pendidikan di Indonesia belum merata ya kacau. Kita tidak usah membandingkan antar kota di pulau JAwa... tapi bandingkan antar pulau saja.... Jawa yang notabene memang banyak sekali penduduknya sehingga terlihat posisi pendidikan di Pulau ini sangat jauh daripada pendidikan di pulau Papua. tingkat SDM mereka masih di bawah rata-rata... mengherankan... dengan kekayaan alam yang berlimpah tapi untuk tingkat pendidikan sangat minim sekali.
KAlau saya boleh usul sih seharusnya untuk mengejar keteringgalan ini harus menawarkan gaji pada Guru lebih besar mungkin bisa sampai 5 kali lipat dan segala fasilitas yang dipenuhi dan dikontrak hanya beberapa tahun saja. PAsti banyak yang akan daftar, sistem ini telah dipakai pada perekrutan pegawai di Kapal LAut baik kapal pesiar, kapal muatan, atau kapal lainnya. GAji yang besar akan membuat banyak yang akan tergoda.
BAgaimana memulainya... pertama-tama anggaran Pemerintah daerah harus betul-betul 20% yang nantinya difokuskan pada pembangunan sekolah bertaraf International. Contoh pertama kota JayaPura dibuatkan 10 sekolah yang masing-masing sekolah berada di tepi kota (jangan berkelompok di tengah kota)sedangkan untuk kota kecil lainnya bisa hanyanya 2 - 5 sekolah saja. Selanjutnya siswa harus gratis... semua fasilitas disediakan bahkan disediakan penginapan tersendiri. Untuk mendapatkan siswa mudah sekali... setiap suku harus mengirimkan anaknya yang berusia sekolah (sesuaikan dengan kapasitas sekolah... lho nanti dikira militerisasi... caranya mendidik saja ditiru lainnya yang jelek jangan.
dengan cara ini dapat dimungkinkan 10 tahun yang akan datang pasti Papua mampu berbicara di Nasional ,maupun Internasional. Ingat Pendidikan bukanlah investasi sesaat tetapi investasi yang akan datang. Lihat MAlaysia yang 20 tahun lalu banyak sekali siswa mereka yang masuk di Indonesia, bahkan guru disini disuruh mengajar disana. Sekarang..... Pendidikan kita dan SDM kita tertinggal jauh dengan mereka.
Perasaan kurikulum sekarang ini sudah mulai masuk ke akar permasalahan pendidikan kita yaitu pada KTSP ini boleh mengembangkan Kopetensi Dasar sesuai kondisi sekolah. Walau pakai kurikulum secanggih apapun tapi kalau posisi pendidikan di Indonesia belum merata ya kacau. Kita tidak usah membandingkan antar kota di pulau JAwa... tapi bandingkan antar pulau saja.... Jawa yang notabene memang banyak sekali penduduknya sehingga terlihat posisi pendidikan di Pulau ini sangat jauh daripada pendidikan di pulau Papua. tingkat SDM mereka masih di bawah rata-rata... mengherankan... dengan kekayaan alam yang berlimpah tapi untuk tingkat pendidikan sangat minim sekali.
KAlau saya boleh usul sih seharusnya untuk mengejar keteringgalan ini harus menawarkan gaji pada Guru lebih besar mungkin bisa sampai 5 kali lipat dan segala fasilitas yang dipenuhi dan dikontrak hanya beberapa tahun saja. PAsti banyak yang akan daftar, sistem ini telah dipakai pada perekrutan pegawai di Kapal LAut baik kapal pesiar, kapal muatan, atau kapal lainnya. GAji yang besar akan membuat banyak yang akan tergoda.
BAgaimana memulainya... pertama-tama anggaran Pemerintah daerah harus betul-betul 20% yang nantinya difokuskan pada pembangunan sekolah bertaraf International. Contoh pertama kota JayaPura dibuatkan 10 sekolah yang masing-masing sekolah berada di tepi kota (jangan berkelompok di tengah kota)sedangkan untuk kota kecil lainnya bisa hanyanya 2 - 5 sekolah saja. Selanjutnya siswa harus gratis... semua fasilitas disediakan bahkan disediakan penginapan tersendiri. Untuk mendapatkan siswa mudah sekali... setiap suku harus mengirimkan anaknya yang berusia sekolah (sesuaikan dengan kapasitas sekolah... lho nanti dikira militerisasi... caranya mendidik saja ditiru lainnya yang jelek jangan.
dengan cara ini dapat dimungkinkan 10 tahun yang akan datang pasti Papua mampu berbicara di Nasional ,maupun Internasional. Ingat Pendidikan bukanlah investasi sesaat tetapi investasi yang akan datang. Lihat MAlaysia yang 20 tahun lalu banyak sekali siswa mereka yang masuk di Indonesia, bahkan guru disini disuruh mengajar disana. Sekarang..... Pendidikan kita dan SDM kita tertinggal jauh dengan mereka.
Subscribe to:
Posts (Atom)