Peranan penting untuk menciptakan kemajuan dalam masyarakat dan sebuah bangsa adalah PENDIDIKAN. Dalam praktiknya pendidikan harus mampu melahirkan generasi unggul, berprestasi dan berakhlak mulia, serta terampil dan cakap dalam penguasaan bidang keilmuannya. Bukan produk pendidikan yang makin meresahkan dan menjadi beban.
Penggangguran intelektual merupakan penyakit sosial yang menimbulkan keresahan-keresahan pada masyarakat.Oleh karenanya, bila kita memahami bahwa pendidikan merupakan sarana paling penting untuk menuai kesuksesan di masa depan.pendidikan harus di tempatkan menjadi ujung tombak bagi kemajuan suatu bangsa. Sebab, dengan banyaknya orang yang mengenyam pendidikan, tentunya kualitas suatu bangsa mempunyai nilai tawar yang tinggi pula.
Dalam praksisnya, pendidikan tidak hanya diarahkan menghasilkan manusia terampil dari sisi intelektualitas ataupun tujuan utama pendidikan seperti diungkapan Paulo Freire adalah menciptakan kesadaran masyarakat. Namun, praksis pendidikan juga diarahkan menghasilkan manusia terampil, ahli dalam bidang keilmuannya serta melahirkan generasi unggul dan inspiratif serta berakhlak mulia. Dalam aplikasinya praksis pendidikan dapat diwujudkan melalui kurikulum yang membebaskan, eksplotatif, mencerahkan dan memberikan kesempatan pada peserta didik untuk belajar seluas-luasnya.
Tidak hanya praksis pendidikan yang berprinsip link and match dengan dunia kerja. Di mana pendidikan hanya menghasilkan lulusan yang hanya bisanya mencari kerja saja tetapi juga melahirkan produk pendidikan yang mampu menciptakan lapangan kerja sendiri. Pendidikan yang melahirkan manusia mandiri. Fakta bahwa pendidikan hanya mencetak lulusan bermindset pencari kerja tampak dari jumlah angka pengangguran dari kalangan sarjana.
Dapat kita tengok dari data BPS (Februari 2008), jumlah sarjana yang menganggur menembus angka 1,1 juta orang. Akibatnya banyak sekali pengangguran terdidik yang berasal dari lulusan perguruan tinggi yang lebih terampil mengamati lowongan kerja dan membikin lamaran daripada mencipta lapangan kerja. Dari sini, menurut saya penting bagi sekolah untuk membikin kurikulum entrepreneurship. Apa itu kurikulum entrepreneurship?
Istilah entrepreneur berasal dari bahasa Prancis, etre (antara) dan prende (mengambil) yang diartikan orang yang berani mengambil risiko dan memulai yang baru. Di Indonesia istilah entrepreneur lebih dikenal dengan kewirausahaan atau usahawan. Namun, yang mesti dicatat kurikulum entrepreneurship bukan mengarahkan seseorang menjadi pedagang atau wirausaha. Tetapi, pendidikan yang menanamkan semangat, jiwa dan sikap seorang entrepreneur. Entrepreneur sejati ditumbuhkan melalui dorongan kreativitas dan inovasi.
Fakta inilah yang mengindikasikan betapa penerapan kurikulum entrepreneurship dalam kurikulum ajar sangat penting. Dalam konteks negara kita menghadirkan kurikulum entrepreneur menjadi sangat urgen, seperti yang diungkap David Mc Cleland, suatu negara akan makmur dan sejahtera bila sedikitnya memiliki dua persen entrepreneur dari jumlah penduduknya. Dengan jumlah penduduk sekitar 220 juta jiwa, Indonesia membutuhkan 4,4 juta entrepreneur bukanlah hal yang sulit. Bahkan Bapak CIputra sang pengusaha property tersukses di Indonesia juga mensyaratkan hal itu, Dia juga membuat sekolah Entrepeneur.
Namun, penduduk Indonesia tidak pernah mendapatkan kesempatan untuk mengenyam pendidikan yang membuat mereka merasa cerdas, tercerahkan dan memiliki keberanian dalam menentukan masa depannya, walau ada … pasti di sekolah-sekolah yang biaya mahal + STandar Internasional. Oleh karena itu, penerapan kurikulum berbasis entrepreneurship menjadi sangat penting untuk dikenalkan sejak dini. Gurunya diberikan pendidikan masalah entrepeneurship dulu baru ditularkan ke anak didik. Mari kita mulai dari diri kita berikutnya lingkungan sekitar kita.
No comments:
Post a Comment