Kali ini dunia pendidikan di INdonesia dihebohkan oleh salah satu dosen ITB yang menggunakan tugas akhir S 3 bukan murni hasil karyanya melainkan meng copy paste saja milik Universitas Belanda (yang sedang bekerja sama dengan ITB). Tentu saja keadaan ini mencoreng dunia pendidikan kita.
Sayangnya pemerintah ternyata belum menyadari bahwa sebenarnya kejadian ini merupakan hal yang sudah biasa di kalangan pendidik khususnya PNS. Lho apa hubungannya ? Oke mari kita kupas perlahan agar nantinya tidak salah dalam menafsirkan kata-kata.
Pertama apabila benar semua tugas Mahasiswa, Dosen dan Guru di INdonesia mengerjakan sesuai yang diarahkan oleh peraturan pemerintah maka dunia pendidikan di Indonesia sudah pasti maju. Sebagai contoh untuk naik ke golongan 4 A seorang guru PNS harus melakukan / membuat karya Ilmiah dan juga Penelitian Tindakan Kelas (PTK). KAlau memang para guru ini benar-benar mengerjakan sesuai peraturan tentu hasilnya bisa diaplikasikan di sekolah dan membuat kinerja pendidikan di sekolah guru mengadakan penelitian tersebut menjadi lebih baik. Kenyataannya, pendidikan di sekolahan monoton, tak ada perkembangan bahkan sekarang malah les/ kursus tambahan di luar sekolah malah tumbuh subur. SIswa/ orang tua siswa menganggap kalau hanya disekolah kurang hasilnya. Dan ternyata sebagian besar dari mereka memang melakukan plagiat (meng copy) mengganti nama, sekolah, siswa, mengubah sedikit judul. Tidak percaya ? silahkan diteliti langsung ke dinas pendidikan dimana tempat mengumpulkan Karya Ilmiah, dan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Inilah kondisi yang dialami bangsa ini, sangat kronis, kasihan masa depan anak didik kita. Bahkan mungkin mereka juga akan melakukan kegiatan serupa. JAdi jangan ditanya bagaimana perkembangan pendidikan kita ... Tapi tidak semua melakukan kok, ada sedikit memang yang masih jujur melakukan tugas dengan benar. Kapan-kapan kita bahas lagi ya..
No comments:
Post a Comment