Sebenarnya mau saya posting cerita ini beberapa hari yang lalu, berhubung baru bisa sekarang tidak apa-apa daripada terlambat. Bebera[a saat yang lalu saya melihat penayangan dialog di TV nasional antara Aburizal Bakrie dengan mahasiswa dan Masyarakat Umum. Pada mulanya yang dipertanyakan adalah seputar ketua Golkar, Ketua GAbuangan koalisi pemerintah. Ketika salah satu peserta menanyakan kasus lumpur lapindo Sidoarjo.
selanjutnya seluruh pertanyaan menjurus ke arah sana semua.Ada hal yang saya menganggap baru mengetahui sekarang ini yaitu ketika Aburizal Bakrie menjawab kenapa dia harus membayar ganti rugi / membeli tanah dan rumah di area terdampak. Beliau menjawab kalau berdasarkan hukum sebenarnya dia tidak memiliki kewajiban untuk membeli/ mengganti rugi karena sudah diputuskan bahwa Lapindo tak bersalah, alasannya adalah karena Ibu Aburisal Bakrie menginginkan anaknya mengganti semua. Pemerintah sang Ibunda inilah yang dipegang oleh Aburizal Bakrie sehingga harus membeli/ ganti rugi tanah dengan total kurang 7 Trilyun. Uang itu berasal dari penjualan Saham Bumi Resource dan beberapa saham yang dimiliki Aburizal BAkrie.
Kalau melihat dari sisi Aburizal Bakrie saya merasa dia sangat bertanggung JAwab akan amanat Ibunda, berkat dia banyak warga sidoarjo memiliki rumah baru, bahkan bisa pergi haji. Masih ada sekitar 2% yang meminta ganti rugi secara keseluruhan tapi masih terus dinegoisasikan. Lapindo merupakan perusahaan kecil bagi Aburizal Bakrie, tapi ketaatan pada Orang tua menjadikan berkah tersendiri bagi dia dan keluarganya.
Saya bukan membela pihak manapun karena pada akhirnya semua sekarang sudah diuntungkan walau ada pihak-pihak tertentu yang ingin mengacaukan suasana. Lihatlah dari kedua sisi, jangan hanya melihat dari omongan orang. KArena belakangan ini terdengar isu yang merebak bahwa yang keluar bukan lumpur melainkan minyak... kasihan masyarakat selalu mudah terpancing oleh isu-isu semacam itu.
No comments:
Post a Comment