12 November, 2007

Pendidikan Profesi untuk Guru ?!

Harapan para guru muda untuk segera mengikuti program pendidikan profesi guru tahun ini harus dipendam dulu. Sebab, pemerintah memastikan program penting itu baru teralisasi awal 2008 nanti, molor dari rencana awal yang telah ditetapkan pada September tahun ini.

Hal tersebut diungkapkan Ketua Tim Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Depdiknas Prof Dr A. Mukhadis dalam workshop sertifikasi guru di Gedung Pasca Sarjana Universitas Negeri Surabaya kemarin. Dalam kegiatan yang diikuti sekitar 250 peserta itu, Mukhadis memastikan bahwa program pendidikan profesi guru baru dapat dilakukan tahun depan. "Programnya sudah dirancang, bentuk juga sudah jelas," katanya.

Bahkan, nominator Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) penyelenggara program tersebut juga telah terpilih. Ada lebih dari 30 LPTK yang bakal menyelenggarakan program tersebut. Di antaranya Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Universitas Negeri Malang (UM), dan Universitas Jember (Unej). "Tidak semua LPTK yang menjadi penyelenggara sertifikasi bisa menjadi penyelenggara program pendidikan profesi guru," imbuhnya.

Untuk tahap awal, pemerintah menetapkan kuota guru muda di seluruh Indonesia yang dapat mengikuti program tersebut sekitar 17 ribu. Khusus guru-guru SD dan SMP untuk sebelas guru bidang studi. Yakni, bahasa Indonesia, bahasa Inggris, IPA, IPS, olahraga, kesenian, PPKN, bahasa daerah, Teknologi Informasi dan Komunikasi, Matematika, serta Agama

Rapat pembahasan program itu sudah dilakukan pada pertengahan Juni 2007 di Jakarta. Rapat tersebut diikuti tim persiapan program pendidikan profesi guru dalam jabatan dan lima rektor lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK).

Dalam program ini, semua guru dapat mengikutinya. Sebab tidak ada batasan umur, masa kerja, jam mengajar, dan usia. Namun, seleksi yang ditetapkan panitia dalam program ini sangat ketat. Selain harus menjalani tes tertulis, panitia juga akan melaksanakan penelusuran kemampuan peserta. "Peserta yang lolos tes seleksi akan menjalani pendidikan selama satu tahun," katanya.

Orientasi utama dalam pendidikan adalah pada pengelolaan pembelajaran. Dengan demikian, dalam program tersebut peserta akan lebih banyak melaksanakan praktik pembelajaran di sekolah yang ditunjuk LPTK penyelenggara atau di sekolah mereka sendiri. "Program pendidikan ini tidak seperti kuliah," ujarnya.

Artinya, tidak semua pelajaran yang diberikan dalam program pendidikan tersebuit diikuti semua guru. Misalnya, untuk guru yang telah banyak melakukan penelitian atau membuat buku, mereka dapat tidak mengikuti pelajaran metodoligo penelitian. Karena mereka telah mengusai hal tersebut.

Tidak hanya program yang telah dirancang, dana untuk program pendidikan profesi itu pun telah dipersiapkan. Tapi, saat ditanya tentang besarnya dana yang telah dianggarkan Mukhadis enggan berkomentar. Dia hanya menyatakan rancangan awal, dana untuk masing-masing peserta setara dengan beasiswa S-2. "Tapi itu baru usulan, belum ditetapkan," ucap dia.

Rektor Unesa, Haris Supratno pun membenarkan tentang status Unesa sebagai salah satu nominator LPTK penyelenggara program profesi pendidikan. "Belum pasti karena SK-nya belum ada," imbuhnya. (may)dikutip dari jawa pos

No comments: